SIVIA P.O.V
“ma, aku berangkat ya”kata sivia mencium tangan mamanya dan berlari menuju ke perkarangan rumahnya. Hay, Kenalkan nama gue Sivia Azizah. Gue 2 bersaudara, anak pertama. Gue bersekolah di SMA Alvianosztaholic. Gue punya sahabat namanya Ify dan Alvin. Oia, gue juga punya pacar loh, namanya Gabriel Stevent Damanik. Hehe ..
Di pagi yang cerah ini, gue berangkat bersama sahabat gue. Ify dan Alvin. Gabriel pagi ini nggak ngejemput gue, nggak tau kenapa sejak kemarin HP’nya dia nggak aktif. Berkali-kali gue coba sms dia tapi gak dibalas, dan berkali-kali juga gue telpon dia tapi hasilnya NIHIL! Sama sekali gak diangkat. Oke, lupakan masalah itu. Wkwkw
Oia, gue, ify dan Alvin itu sahabatan dari SMP. Kemana-mana kita selalu bertiga. Gue seneng banget ngerjain Alvin. Diantara kita, dia yang paling kalem. Oia, dia jomblo loh diantara kita bertiga. Gue sama Gabriel, ify sama rio, nah Alvin? Haha..
“ciblonn, cari cewek dong, prikitieww haha”kata gue jail. Alvin hanya tersenyum kecut. Gue sama ify ngakak kalo soal beginian. Kita pun sampai disekolah, gue lupa , kami bertiga ditakdirkan satu kelas. Kita semua pun masuk kelas bersama. Gue duduk sama Alvin , ify duduk sama pacarnya. Gabriel? Gue sama dia beda 1 tahun. So, kita beda kelas.
ALVIN P.O.V
Hey kenalkan nama gue A J S . Alvin Jonathan Sindhunata. Gue sahabatnya sivia, ify dan rio. Diantara mereka cuman gue yang paling irit ngomong dan cuek. Well, itu udah sifat gue sejak kecil semenjak ditinggal sama mama gue. Gue suka sama seorang cewek dari SMP sampai sekarang. Tapi sayangnya cewek yang gue suka itu sudah punya cowok, dan parahnya lagi, cowoknya itu musuh bebuyutan gue.
“vin”tangan rio menempel dipundak gue dan membuat gue menoleh kearahnya.
“liat PR dong, gue belum buat. Heheh kan lo jago fisika vin”kata rio cengengesan. Inilah kebiasaan buruk rio, setiap ada PR Fisika , pasti liat punya gue. Dasaarr rio gak berubah dari dulu. Gue pun mengambil catatan PR Fisika gue dan mengasinya ke rio. Lalu rio kembali menuju ke bangkunya. Dari pada gue diem, mendingan dengerin music aja. Gue pun mengambil i-pod nano gue dan mendengarkan music. I-pod nano gue ini , selalu gue bawa kemana-mana. Oia, dan tak lupa memakai handset ke telinga gue, gue pun menundukkan kepala gue diatas meja dan melipatkan kedua tangan gue.
“liat PR dong, gue belum buat. Heheh kan lo jago fisika vin”kata rio cengengesan. Inilah kebiasaan buruk rio, setiap ada PR Fisika , pasti liat punya gue. Dasaarr rio gak berubah dari dulu. Gue pun mengambil catatan PR Fisika gue dan mengasinya ke rio. Lalu rio kembali menuju ke bangkunya. Dari pada gue diem, mendingan dengerin music aja. Gue pun mengambil i-pod nano gue dan mendengarkan music. I-pod nano gue ini , selalu gue bawa kemana-mana. Oia, dan tak lupa memakai handset ke telinga gue, gue pun menundukkan kepala gue diatas meja dan melipatkan kedua tangan gue.
WRITER P.O.V
Sivia Azizah itulah nama gadis yang mempunya lesung pipit itu. Dia mempunyai sahabat yang bernama Ify dan Alvin. Dia juga mempunyai pacar yang bernama Gabriel. Sivia dan Gabriel berpacaran sejak kelas 1 SMA. Dan kini sivia tengah duduk dibangku SMA kelas 2, Gabriel? Beda satu tahun dengannya. Gabriel dan Sivia adalah pasangan yang serasi, akan tetapi beberapa hari yang lalu Gabriel berubah kepada sivia. Sivia yang merasa itu pun merasa risih pada diri Gabriel.
“TETTT”bunyi bel sekolah menandakan bel istirahat. Sivia cs pun berjalan menuju ke kantin yang diikuti canda dan tawa mereka. Tiba-tiba tangan sivia ditarik oleh seorang cowok. Siapa lagi kalo bukan pacarnya sivia. Ya, Gabriel! Gabriel menarik tangan sivia cukup kasar sehingga sivia merintih kesakitan.
“aduhhh.. sakit iel! Kamu kenapa sih”ringis sivia kesakitan yang tangannya dicengkram kuat oleh Gabriel. Pacarnya sendiri.
“ikut gue! Gue mau ngomong penting sama lo”jawab Gabriel tajam.
“kok Gabriel berubah sih, kenapa ngomongnya pake gue-lo sekarang?”batin sivia. Sivia menatap mata Gabriel sejenak.
“lepasin dulu tangan lo! Lo kenapa sih berubah jadi gini? Kenapa? Lo bukan Gabriel yang dulu gue kenal taugak!”jawab sivia ketus. Kembali Gabriel menatap mata sivia tajam.
“lo mau tau gue berubah kenapa? Mau tau?”kata Gabriel dengan suara membentak. Orang-orang yang disekitar mereka kaget. Mata sivia mulai berkaca-kaca. Ify dan Alvin hanya bisa menyaksikan pertarungan antara Gabriel dan sivia. Sivia memang tidak suka dibentak. Sekali saja ada orang yang membentak dia, sivia akan menangis.
“gue benci….. gue benci sama lo iel! Gue benci!!”teriak sivia terisak. Alvin yang melihat itu tidak tega terhadap sivia yang diperlakukan kasar oleh Gabriel, musuh bebuyutannya itu. Hati Alvin terasa panas, ingin rasanya ia menonjok muka Gabriel, akan tetapi apa daya? Dia tidak bisa, karna itu bukan urusannya dia. Sivia pun pergi meninggalkan Gabriel, tetapi baru sivia berjalan beberapa langkah……..
“GUE MAU KITA PUTUS SEKARANG JUGA!!”teriak Gabriel cukup keras.
JEDEEEERRRR!!!!
Hati sivia terasa hancur saat mendengar kata putus dari mulut Gabriel. Sivia pun membalikkan badannya kearah Gabriel dengan mata yang sudah berisi air mata.
“OKE FINE! KALO ITU MAU LO. MULAI SEKARANG KITA PUTUS! DAN JANGAN HARAP GUE MAU BALIKAN SAMA LO!”jawab sivia tajam. Sivia pun berlari meninggalkan Gabriel yang diikuti oleh sahabat-sahabatnya. Gabriel hanya diam ditempat, dan berlalu. Sivia terus berlari tanpa tujuan. Ify dan Alvin sudah mulai lelah mengejar sivia yang berlari cukup kencang.
“vi.. tunggu!”teriak Alvin sambil berlari. Akhirnya sivia pun berhenti ditaman sekolah, ify dan Alvin yang berada dibelakangnya merasa ngos-ngosan saat mengejar sivia. Mereka pun berjalan kearah sivia yang terdiam sambil menangis.
“gue benci Gabriel! Gue benci!”kata sivia menangis.
“yang sabar ya vi, gue tau perasaan lo sekarang ini. Mungkin Gabriel belum pantas buat lo”kata ify mencoba menenangkan sivia. Sivia masih menatap kearah depan. Sekarang yang ada dipikiran sivia saat ini Cuma satu yaitu Gabriel! Dan sivia juga berpikir harus melupakan Gabriel dari kehidupannya dan melupakan kenangan-kenangan mereka sewaktu mereka berpacaran.
“gue masih sayang sama iel, fy, gue masih sayang”kata sivia terisak. Alvin yang mendengar itu, seakan hati Alvin hancur. Bagaimana tidak hancur? Sivia adalah gadis yang sangat Alvin cintai sejak SMP hingga saat ini. Mulanya ia merasa senang Gabriel dan sivia putus, tetapi sejak mendengar perkataan sivia tadi , hati Alvin kembali sedih.
“pupus sudah harapan gue vi”batin Alvin.
“udahlah vi, cowok kayak dia itu nggak pantas buat disayangi lagi. Didunia ini bukan Cuma dia aja, tetapi masih banyak cowok yang lebih baik dari pada dia”kata Alvin.
“termasuk gue vi, gue lebih baik dari iel”lanjut batin Alvin. Sivia pun menoleh kearah Alvin. Alvin tersenyum sangat manis kearahnya. Alvin melirik sebentar kearah ify untuk meninggalkan mereka berdua. Ify pun mengangguk dan berjalan meninggalkan mereka. Alvin pun memegang pundak sivia dan meanrik kedekapan tubuhnya. Sivia sempat kaget Alvin memeluknya, dan sivia pun tidak canggung membalas pelukan Alvin. Sivia menangis sekenceng-kencengnya didepakan Alvin. Alvin pun mengelus-elus rambut sivia dengan lembut.
“udah ya vi, jangan nangis terus. Masa sahabat gue nangis cuman gara-gara cowok kayak dia sih?”kata Alvin lembut. Sivia tidak menjawab. Ia memilih untuk terdiam.
“andai lo tau vi, gue sayang sama lo bukan sayang tetapi cinta”batin Alvin berkata.
“kenapa kalo gue dipeluk Alvin merasa nyaman banget beda banget sama pelukan Gabriel”batin sivia. Mereka pun masih berpelukan. Tidak ada kata sepatah apapun dari mereka masing-masing.
“udah ya jangan nangis lagi”bisik Alvin. Sivia melepas pelukan Alvin. Sivia pun mengangguk. Lalu Alvin menghapus air mata sivia yang berada dipipinya. Mereka berdua tersenyum.
“makasi ya vin semuanya “kata sivia tersenyum manis.
“sama-sama sivia cantik. Hehe”jawab Alvin nyegir.
“ihhh.. apaan sih”kata sivia malu-malu.
“tapi suka kan?”kata Alvin mencolek dagu sivia.
“apaansih colak – colek . risih tau”
“yeeee , kan boleh buat Alvin. Ye gak?”jawab Alvin jail. Sivia tertawa. Mereka berdua pun tertawa bersama dan berjalan menuju kelas.
“kamu memang mampu buat aku tersenyum ya vin, andai lo pacar gue vin pasti gue bahagia banget disamping lo”batin sivia tersenyum.
-SKIP-
“TEEETTT”bel pulang sekolah berbunyi . siswa-siswi pun berhamburan keluar kelas. Akan tetapi sivia, ify, Alvin dan rio masih berada didalam kelas.
“eh sorry ya gue gak bisa bareng kalian, gue pulang sama rio”kata ify membereskan buku pelajarannya.
“oke deh”jawab sivia. Dalam hati Alvin merasa sangat senang. Bagaimana tidak? Ini adalah kesempatan Alvin buat berduaan dengan sivia.
“sip, gue duluan yah”kata ify berlalu dan diikuti oleh rio dibelakangnya. Akhirnya hanya sivia dan Alvin yang masih berada didalam kelas.
“udah selesai?”Tanya Alvin memecah keheningan.
“udah kok , yuk pulang” jawab sivia tersenyum. Alvin pun menggandeng tangan sivia. Sivia merasa sempat kaget seketika, akan tetapi Alvin tersenyum kearahnya, dan sivia pun memutuskan untuk mebiarkannya saja. Mereka berdua memasuki mobil Alvin. Lalu Alvin menyalakan mesin mobilnya dan segera menjalankannya. Didalam perjalanan mereka berdua hanya hanya diam saja. Sering kali Alvin mencuri-curi pandang kearah sivia yang sedang memainkan hapenya. Alvin sangat senang bisa berduaan dengan gadis yang sangat ia cintai. Jarang-jarang Alvin bisa berduaan seperti ini.
“vi, cari makan dulu ya di mall. Perut gue lapar” kata Alvin membuka suara.
“oke”jawab singkat sivia. Alvin pun menjalankan mobilnya kearah mall. Dan sampailah mereka dimall. Mereka pun keluar dari dalam mobil Alvin dan memasuki mall dengan bergandengan tangan lagi. Kali ini sivia tidak merasa kaget, ia membiarkan saja .
“mau makan dimana?tanya sivia.
“maunya dimana?”Tanya Alvin balik. Sivia menoleh kearah Alvin. Alvin tersenyum.
“lah kok balik Tanya?”
“hehe.. yaudah makan disana aja yuk”jawab Alvin menarik tangan sivia kesebuah restaurant. Mereka pun menuju ketempat yang dituju.
“mau makan apa nih?”Tanya Alvin kepada sivia. Sivia masih melihat-lihat daftar menu makanan tersebut.
“terserah aja deh, lagian aku belum makan”jawab sivia tersenyum.
“yaudah deh mbak nasi gorengnya 2 yang special sama minumannya milkshake chocolate 2”kata Alvin kepada pelayan tersebut. Sambil menunggu pesanannya datang, Alvin dan sivia pun berbincang-bincang sedikit.
“hey, Alvin kan?”Tanya seseorang. Alvin menoleh.
“yoi brader. Lo cakka kan?”Tanya Alvin balik.
“yoi mameen. Apa kabar lo? Lama sudah tak berjumpa”kata cakka , teman Alvin sambil bersalaman.
“baik, lo gimana? Wess tambah cakep lo kka”
“yoi dong, gue gituu”jawab cakka narsis. Mereka berdua pun berbicara sambil tertawa, sampai-sampai sivia dikacangin. Alvin yang sudah tau keberadaan sivia pun menoleh kearah sivia yang sudah merasa bosan.
“oia, kenalin bray, temen gue sivia”kata Alvin tersenyum.
“cakka” kata cakka sambil bersalaman dengan sivia.
“sivia”jawab sivia manis.
“cieee, siapa lo nih vin? Pacar ya?”goda cakka. Alvin dan sivia hanya bisa tersenyum malu. Cakka yang melihat tingkah laku mereka pun geli sendiri.
“okedeh brader. Gue kesana dulu ya. Kapan-kapan kita ngomong-ngomong lagi”kata cakka sambil menepuk pundak Alvin dan tersenyum kearah Alvin dan sivia.
“sip” cakka pun berlalu, dan saat itu juga pesanan pun datang. Dan mereka pun memakannya.
30 menit berlalu , setelah makan, alvia pun beranjak pergi dari sana.
“mau kemana lagi?”Tanya Alvin.
“kemana aja deh”jawab sivia. Mereka pun terus berjalan yang tak tau mau kemana, tiba-tiba sivia mendadak berhenti, Alvin pun kaget seketika.
“loh, kenapa?” sivia tidak menjawab, hanya diam. Alvin bingung melihat sivia seperti itu.
“pulang aja deh vin”kata sivia lemas dan memohon kepada Alvin dengan tampang yang sangat pucat.
“kok pulang? Sakit?”Tanya Alvin lembut. Alvin pun menatap mata sivia, sivia yang ditatapnya berusaha melepas tatapan itu.
“iya, pokoknya gue mau pulang”rengek sivia manja sambil menarik-narik tangan sivia dan ia gandengkan. Alvin yang notabene sudah tau sifat sivia, ia akhirnya mengajak sivia pulang. Mereka berdua pun pergi kerumah sivia. Didalam mobil terjadi pembisuan. Tidak ada sama sekali yang mengeluarkan suara sedikit pun. Tidak butuh waktu yang sangat lama, mereka berdua telah sampai dirumah sivia, tepatnya didepan rumah sivia. Sivia langsung membuka pintu mobil Alvin dan menutupnya dengan sedikit agak kasar, dan sivia pun berlari kedalam rumahnya dan memilih untuk ke kamar. Alvin yang melihat aneh dengan tingkah laku sivia pun akhirnya memutuskan untuk mengejar sivia kedalam.
“vi… vi”panggil Alvin yang sudah berada didepan pintu kamar sivia. Tidak ada jawaban.
“vi… buka pintunya”teriak Alvin kali ini. Sivia yang berada didalam kamarnya hanya menangis sesenggukan sambil memeluk boneka kesayangannya yang diberikan oleh Alvin sewaktu ulang tahunnya.
“maaf vin, belum saatnya aku cerita ke kamu”batin sivia menangis. Dari arah luar Alvin masih berteriak kepada sivia, agar sivia dapat membuka pintunya.
“vi, lo gapapakan? Please bukain pintunya”mohon Alvin dari luar. Sivia yang tak tahan mendengar semua itu hanya bisa menangis.
“kamu pulang aja, aku ma sendiri dulu”balas sivia sedikit kencang. Alvin yang mendengar perkataan sivia itu mendadak menjadi lemas.
“oke, aku pulang. Jaga diri kamu”balas Alvin lagi. Sivia masih dalam keadaan yang sama. Alvin pun berlalu pulang. Sesampainya Alvin dirumah, Alvin langsung mengambil hapenya yang berada disaku celana sekolahnya dan mengetik sebuah pesan yang akan dikirimkan kepada sivia.
To : Sivia :*
Ntar jangan lupa makan, trus istirahat yang cukup. Jaga diri baik-baik. Besok pagi aku jemput kamu. Aku sayang kamu :*.
Send. Terkirim sudah pesan singkat yang dibuat Alvin untuk sivia. Lama Alvin menunggu balasan dari sivia, akhirnya Alvin memutuskan untuk beristirahat.
“good night sivia. Aku sayang kamu”batin Alvin.
Dilain tempat sivia masih menangis, terdengar hapenya berbunyi dan sivia pun mengambilnya.
From : apinku
Ntar jangan lupa makan, trus istirahat yang cukup. Jaga diri baik-baik. Besok pagi aku jemput kamu. Aku sayang kamu :*.
Sejenak sivia tersenyum, kemudian senyum manis itu menghilang seketika dari raut wajah sivia.
“aku pngin cerita sama kamu vin, tapi belum saatnya”bati sivia. Karna hari sudah larut malam, sivia memutuskan untuk tidur sambil memeluk boneka kesayangannya.
*Keesoka Harinya*
TINTIN bunyi klakson mobil Alvin tepat didepan rumah sivia. Lama tak kunjung datang, akhirnya Alvin memutuskan untuk memasukin rumah sivia. Alvin pun memencet bel, tak menunggu lama pintu terbuka oleh seorang pembantu rumah tangga.
“eh den Alvin , masuk dulu den”kata pembantu rumah sivia ramah, Alvin tersenyum.
“via ada bi?”
“anu den…… non sivia belum keluar kamar sejak kemarin pas pulangnya sama den Alvin trus non sivia kamrin malam juga gak makan. Bibi takut den, kalo non sivia jatuh sakit”jelas bik ijah cemas. Alvin seketika kaget. Tanpa Ba Bi Bu lagi Alvin segera berlari menuju lantai atas tepatnya pergi kekamar sivia. Dengan perasaan yang amat sangat cemas, Alvin mengetuk –ngetuk pintu kamar sivia, akan tetapi tidak ada jawaban. Di fikiran Alvin tak ada pilihan yang lain lagi, satu-satunya cara cara Cuma mendobrak pintu kamar sivia. Alvin pun memundurkan kakinya beberapa langkah , lalu ia mengambil ancang-ancang utnuk mendobrak pintu kamar sivia.
“1…2…3..” Alvin pun berlari sekuat tenaga dan alhasil pintu berhasil terbuka, walaupun badan Alvin terasa sedikit sakit, tapi ia rela apapun demi sivia. Setelah berhasil pintu terbuka dilihatnya sivia terbaring lemah diatas tempat tidurnya. Alvin pun berjalan menuju kerah sivia.
“vi, kamu kenapa?”kata Alvin cemas melihat kondisi sivia yang sudah tak berdaya. Sivia pun membuka matanya dan mendapati Alvin yang sudah duduk disampingnya itu.
“Alvin…….”lirih sivia. Suara sivia sangat kecil. Alvin yang melihat sivia seperti ini sangatlah sedih. Alvin pun memegang kening sivia. Panas! Itulah yang Alvin rasakan saat ini. Tak terasa air mata Alvin jatuh dipipinya, sungguh ia tak tega melihat wanita yang disayangi, yang dicintainya terbaring lemas diatas tempat tidur seperti ini. Tangan Alvin pun menggenggam erat jemari-jemari sivia. Ia sangat takut terjadi apa-apa oleh gadis ini.
“kamu kenapa vi?”Tanya Alvin duduk disamping sivia. Sivia hanya membalas dengan senyuman miris.
“aku panggilin dokter ya” sivia mengangguk. Alvin pun turun kebawah untuk menyuruh pembantu sivia menelpon dokter pribadinya, karna tidak ada orang tua sivia, Alvin hanya menyuruh pembantunya saja. Orang tua sivia jarang berada dirumah, lebih tepatnya sangatlah jarang. Bagaimana jarang? Orang tua sivia bisa dibilang datang hanya sebulan sekali untuk melihat keadaan sivia itupun kalo tidak sibuk. Dan tentu saja sivia kurang mendapatkan kasih sayang orang tua, akan tetapi masih banyak yang sayang terhadapnya salah satunya ALVIN! Ya, Alvin sangatlah sayang kepada sivia bisa dibilang sayangnya melebihi sayang terhadap sahabat. Sivia adalah wanita yang kedua yang ia sayangin setelah mamanya. Dokter pun tiba dirumah sivia untuk mengecek keadaan sivia. Alvin terus menerus menggenggam jemari-jemari sivia seolah-olah tak mau melepaskannya. Perasaan Alvin saat ini sangatlah cemas. Setelah dokter selesai mengecek keadaan sivia, dokter pun hanya tersenyum. Terlihat guratan cemas diwajah Alvin saat ini.
“sivia, tidak kenapa-kenapa hanya saja kecapekan. Dan untuk sivia jangan lupa makan sama minum obatnya terus”jelas dokter sambil tersenyum. Alvin yang mendengarnya tersenyum. Lega! Itulah perasaan Alvin saat ini, walaupun tadi sempat merasa cemas.
“makasi dok”jawab Alvin. Sivia hanya tersenyum saja.
“sama-sama nak Alvin, kalo begitu jaga sivia dan saya pamit pulang”kata dokter itu pamit dan berlalu dari rumah sivia. Alvin dan sivia hanya membalas dengan senyuman saja. Setelah dokter pergi, Alvin pun duduk disamping sivia (lagi).
“vin makasi ya”kata sivia.
“makasi untuk?”
“semuanya , kamu udah baik sama aku, care sama aku, kamu beda dari Gabriel”
“udah kewajiban ku itu vi, buat ngejaga kamu”kata Alvin tersenyum.
“sekarang makan ya, terus minum obatnya”kata Alvin lagi. Sivia mengangguk. Alvin pun membantu sivia buat duduk dan menyuapi.
“vin… gak sekolah?” Alvin diam dan beberapa detik kemudian menepuk keningnya. Sivia yang melihat itu ngakak sendiri melihat tingkah laku Alvin yang lucu. Alvin nyengir.
“hehe.. gapapa deh bolos sekali-kali nemenin kamu, ntar kalo gak ada aku, siapa yang ngejagain kamu?”kata Alvin. Dan sekarang giliran sivia yang menyengir.
“hehe iya juga sih, yaudah sms rio aja, suruh bilangin izin”kata sivia ternyum. Alvin mengangguk. Alvin pun mengetik pesan dan dikirimkan ke rio. Setelah dipastikan sudah terkirim, Alvin menaruh hapenya dimeja yang berada disamping tempat tidur sivia. Alvin pun melanjutkan menyuapi sivia. Setelah sivia sudah selesai makan dan meminum obatnya, sivia pun beristirahat.
“tidur gih, ntar biar cepet sembuh”kata Alvin lembut tersenyum.
“iya-iya apin”
“ihh kok apin sih! Nama gue Alvin tau”jawab Alvin sambil memencet hidung sivia.
“apin!!! Jangan pencet hidung via”kata sivia pura-pura ngambek.
“yah ngambek! Ntar kalo ngambek , Alvin gak jadi sivia ng’date ah”kata Alvin jail sambil melirik kearah sivia. Sivia yang mendengar perkataan Alvin barusan seketika meoleh dan senyam-senyum gak jelas. Alvin pun ikut tersenyum.
“sekarang tidur yah, gue gak mau sivia sakit , ntar gue janji deh kalo sivia sudah sembuh, Alvin bakal ngajak sivia ng’date. Makanya sakarang sivia tidur yah, dan sekarang gue mau pulang. I L-O-V-E YOU”bisik Alvin tersenyum dan mencium kening sivia. Sivia tambah makin ng’fly dibuatnya. Sivia pun memutuskan beristirahat dan Alvin bergegas pulang kerumahnya.
“Alvin.. Alvin lo bisa aja”batin sivia.
Selama sivia sakit, hampir setiap hari Alvin menjenguknya. Sivia juga fine-fine aja. Alvin sebagai sahabat sivia member prhatian lebih kepada sivia.
“vi .. masih sayang sama Gabriel?”Tanya Alvin pelan. Sivia diam.
“udah ya vin, gausah bahas itu lagi. gue udah lupain semuanya”kata sivia tersenyum. Alvin juga ikut tersenyum.
“maaf ya vi” sivia mengangguk.
“oh ya vin, katanya mau ng’date, sekarang aja yuk . hehee”kata sivia nyengir.
“lo kan belum sembuh, kan gue udah bilang kalo lo udah sembu udah total baru kita ng’date”
“iihh gue udah sembuh alvinku sayang, gue juga males diem dirumah terus. Bosen taugak! Ayokk dongg”kata sivia memaksa. Alvin tersenyum lalu mengangguk.
“okok.. sekarang kamu ganti baju, aku tunggu dibawah”
“aseeeekk .. makasi Alvin sayangggg”jawab sivia senang, tanpa sengaja sivia mengecup pipi kanan Alvin. Dan Alvin pun kaget. Sivia nyengir dan membentuk jarinya dengan bentuk huruf “V”.
“hehee.. relax vin. Peace and respect”kata sivia nyegir.
“yaudahlah gapapa. Luamayan”kata Alvin tertawa sambil berjalan kearah keluar kamar.
“aduhh… tuhan mimpi apa gue semalem , sampai-sampai dicium sivia” batin Alvin tersenyum. Alvin pun berjalan dengan senyam-senyum gajelas. Pembantu sivia, bik ijah geleng-geleng melihat Alvin.
“dasar anak jaman sekarang. Ckck”gumam bik ijah samba tersenyum.
“pokoknya ntar gue langsung tembak tu bocah. Mau sampai mati kek pokokya tancap gas terusss”tekad Alvin. Dilain tempat, tepatnya dikamar sivia, lebih parah dari pada tingkah laku Alvin, malahan sivia saat ini tengah joget-joget , senyam-senyum didepan kaca sambil memikirkan yang barusan terjadi.
“omaigat!!! Tadi gue cium pipi Alvin. Hahahaa”kata sivia senyum.
“aaaa… gue gak bisa ngebohongin diri gue terus, kalo gue emang sayang sama dia melebihi seorang sahabat, eh tapitapi….. Alvin sayang gue juga gak ya melebihi sebagai sahabat??”kata sivia bertanya-tanya.
“aaaaaaaaa”teriak sivia pelan. Saking speechlessnya , sivia kebawa senyam senyum sendiri, serasa sakitnya hilang. Sivia pun memilih dress untuk ia kenakan. Dan selesai mengganti baju dan berdandan , sivia langsung turun kebawah dimana Alvin sudah menunggunya.
“cantik”gumam Alvin tersenyum melihat sivia.
“hehe.. sory lama”kata sivia tersenyum.
“it’s ok, everything for you”jawab Alvin tidak sadar dan sukses membuat sivia menjadi malu.
“bisa berangkat sekarang?”
“tentu tuan putriku “jawab Alvin tersenyum. Sivia pun langsung menggandeng tangan Alvin menuju kearah mobil Alvin yang sudah terparkir didepan rumah sivia. Mereka pun pergi ke restaurant dengan mobil Alvin. Setelah sampai, Alvin menggandeng tangan sivia memasukin restaurant tersebut. Mereka terlihat sangat mesra.lalu, mereka memilih untuk duduk dipojok restaurant itu. Setelah mereka duduk, mereka akhirnya memesan makanan. Sambil menunggu pesanan datang mereka bercanda bercanda sedikit.
“lo cantik loh vi, gue gak bohong deh”kata Alvin tersenyum.
“udah dulu kaleee”jawab sivia.
“ii bener deh gue gak bohong. Gue jujur dari hati yang paling dalam”
“hehe makasi vin”kata sivia senyum malu-malu.
“sama-sama cantik”jawab Alvin tersenyum. Sivia pun membalas senyuman Alvin. Tanpa sengaja mata mereka bertemu dan saling bertatapan.
“omaigat! Gue tambah yakin, kalo gue beneran sayang sama lo”batin sivia.
“lo cantik vi seperti mama gue, makin cinta gue sama lo”batin Alvin. Tatapan mata mereka terbuyar oleh seorang pelayan yang membawa pesanan mereka. Mereka berdua pun terlihat salting.
“maaf mbak, mas ini pesananya sudah datang”kata pelayan itu.
“makasi”jawab Alvin. Lalu, mereka pun memakan makanan mereka yang sedari tadi mereka pesan. Tiba-tiba Alvin izin kebelakang kepada sivia.
“gue kebelakang dulu ya vi”sivia mengangguk dan melanjutkan makanannya. Setelah lama sivia menunggu, Alvin pun tak kunjung datang juga, sivia terlihat bingung.
“Alvin kemana sih? Kok sampai sekarang belum datang juga”batin sivia mengedarkan seluruh pandanganya ke restaurant itu.
“selamat malam semua”kata pemilik suara itu diatas panggung didalam restaurant tersebut.
“mala mini, saya akan membawakan sebuah lagu untuk wanita yang sangat saya cintai yaitu.. Sivia Azizah”kata cowok itu. Ya, Alvin! Sivia pun kaget, karena namanya disebut dan sivia melihat kearah panggung dan ia mendapati Alvin tengah duduk manis sambil membawa sebuah gitar.
“what? Itu Alvin kan? Ngapain tuh anak?”gerutu sivia dalam hati.
JREEEENGG JREEENGG
Aku tlah lelah mengikuti
Semua langkah kakimu
Dan mengharap bisa memilikimu
Berbagai car telah aku lakukan
Untuk hidupmu
Hingga aku mengorbankan hidupku
**
Buka hatimu
Bukalah sedikit untukku
Sehingga diriku
Bisa memilikimu
Betapa sakitnya
Betapa perihnya hatiku
Selalu dirimu tak menganggapku ada
(armada-buka hatimu)
Alunan suara Alvin yang dipadukan oleh suara gitar sangatlah merdu. Banyak orang bertepuk tangan menyaksikan penampilan Alvin barusan. Sivia yang melihat itu merasa terharu. Ia bertanya kepada dirinya sendiri “apakah itu lagu untuknya?”
“terima kasih semuanya”ucap Alvin tersenyum kepada semua orang. Sivia pun tersenyum memandang Alvin.
“Everyone, look at me and listen to me. I want to show my love, my lovely angel. Sivia, I love you with all my heart. You are being part ofy my life. I’d do everything to make you happy in beside me. And now, I want to ask you, would you be mine? Forever with me?”Tanya Alvin tersenyum yang sudah berada dihadapan sivia. Sivia speechless mendengarnya. Apakah ini mimpi baginya? Perasaannya saat ini campur aduk! Orang-orang yang disekitar mereka berteriak untuk sivia menerimanya. Alvin pun telah siap menunggu jawaban dari sivia. Akhirnya sivia tersenyum.
“YES , I WOULD!”jawab sivia tersenyum. Alvin tersenyum dan merasa senang saat ini. Semua orang yang menyaksikan mereka bersorak gembira ikut merasakannya.
“thank you all for the support, and big thanks for my new girlfriend, sivia. I just wanna say I Love You”kata Alvin tersenyum dan menarik tubuh sivia kedekapannya. Dan akhirnya pun sivia sudah sah menjadi pacar Alvin selamanya.
“thanks, I promise will make you happy and I promise not to disappoint and once again I love you sivia”bisik Alvin.
“urwel alvin, I hold your promise, and I love you too”balas sivia. Semua orang berteriak sambil bertepuk tangan.
“cium.. cium.. cium!!”teriak orang-orang. Alvin dan sivia pun melepas pelukannya dan sejenak Alvin menatap mata sivia dan mendekatkan wajahnya kearah sivia dan terjadilah “Firts Kiss”
“alvinn…”batin siviaa. Mereka berdua pun telah menjad sepasang kekasih.
-THE END-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar